Header Ads Widget

Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024: Keberadaan Pancasila dan Indonesia Laksana Penari dan Tariannya

Sabtu, 1 Juni 2024 bertempat di Lapangan Hijau, SMA Negeri 1 Salatiga melaksanakan Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari lahir Pancasila. Bertindak sebagai Pembina Upacara, Kepala SMA Negeri 1 Salatiga Subroto, S.Pd. M.Pd. Upacara diikuti oleh seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMA Negeri 1 Salatiga dengan mengenakan pakaian adat nusantara. Selain menunjukkan kekayaan bangsa Indonesia dan keberagaman budaya hal ini juga untuk nguri-uri budaya warisan leluhur dengan beragam pakaian daerah.Sebagai petugas upacara terdiri dari Tim Paskibra SMA Negeri 1 Salatiga dan Tim Paduan Suara Guru SMA Negeri 1 Salatiga.

Upacara dimulai tepat pukul 07.00 WIB. Dalam amanatnya, Bp. Subroto, S. Pd., M. Pd. menyampaikan terkait beberapa hal diantaranya sejarah Pancasila,  pentingnya mengenang jasa pahlawan terdahulu, dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Lebih lanjut dijelaskan oleh Bp Subroto, mengapa Hari lahir Pancasila diperingati tanggal 1 Juni, hal ini merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan memerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia Merdeka, paparnya. Lebih lanjut Subroto menjelaskan tahapan berikutnya Sejarah lahirnya Pancasila yaitu adanya sidang kedua BPUPKI. 

Pada sidang tersebut Soekarno menyampaikan pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI. Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Soekarno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah. Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia.

Bp Subroto mengibaratkan keberadaan Pancasila dan Indonesia laksana Penari dan Tariannya. Jika menikmati tarian tentu saja tidak terpisah dari penarinya. Begitu juga Indonesia, Pancasila akan selalu menjadi Dasar Negara dan tak akan tergantikan sampai kapanpun selagi Indonesia masih ada.
Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada. Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati. Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika.

 

Itulah sekilas sejarah Hari Lahir Pancasila yang perlu untuk kita ingat. Tapi tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Demikian pesan Bp. Subroto kepada seluruh peserta upacara sekaligus mengakhiri amanatnya dengan pantun yang diapresiasi oleh seluruh peserta upacara. Hidup Pancasila, semoga mengakar disetiap sendi kehidupan bangsa Indonesia selamanya. Selamat Harlah Pancasila 2024! Pancasila jiwa pemersatu bangsa menuju Indonesia emas 2024.


 


Posting Komentar

0 Komentar